Sumber Poto Narasumber : Launching Karya
Sumber Poto Narasumber : Menerima Penghargaan dari Bupati Inhil
Sumber Poto Narasumber : Menerima Penghargaan dari Bupati Inhil
Gerakan literasi di Bumi Sri Gemilang tumbuh subur,
di mana setiap guru terpompa semangatnya untuk bergerak dan menggerakkan yang
sudah digaungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Kemendibud RI). Bangsa yang maju tidak
dibangun dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk
yang banyak. Tetapi bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang
literat, yang memiliki peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia
(Mendikbud 2017).
Kemajuan suatu negara tidak hanya membebaskan
masyarakatnya dari buta aksara tetapi bagaimana suatu bangsa memiliki kecakapan
hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk mampu
mensejahterakan kehidupan bangsanya tetapi juga mampu menciptakan kesejahteraan
dunia. Dengan kemajuan masyarakat suatu
bangsa yang literat maka masyarakat akan mampu berkolaborasi, berpikir kritis,
komunikatif, daya juang yang tinggi, sehingga mampu bersaing secara global.
Untuk itu sebagai bangsa yang besar Indonesia harus
mampu menciptakan masyarakat yang literat dan melek dengan berbagai
perkembangan dunia teknologi sebagai suatu syarat dalam menghadapi perkembangan
dunia yang secara cepat. Dalam membangun
masyakat yang literat akhirnya dalam Gerakan Literasi Nasional (GLN)
memunculkan para penggiat literasi dengan semangat membajanya membantu
percepatan tercapainya tujuan pendidikan nasional melalui gerakan nasional.
Perkembangan literasi Inhil yang subur pun dimulai
oleh seorang wanita pelopor yang membangun gerakan literasi di Bumi Sri
Gemilang (Kab. Indragiri Hilir) Prov. Riau. Kab. Indragiri Hilir yang merupakan
daerah yang terletak di ujung dari Provinsi Riau yang berbatasan dengan Prov.
Kepulauan Riau. Beliau adalah sosok wanita energik yang berprofesi sebagai
seorang guru PNS di SMPN 3 Keritang.
Sosok wanita yang bernama lengkap “RABIAH” yang biasa disapa dengan Biah atau Bu Biah lahir di
Pulau Kijang 27 Nopember 1987. Merupakan anak ketujuh dari 9 bersaudara
pasangan dari Abdul Rahim dan Syamsiah. Pendidikan formalnya ia tempuh di SDN
018 Kuala Keritang (1999), SMPN 1 Keritang (2002), SMA Karya Kotabaru (2005). Kemudian
melanjutkan pendidikan SI di Universitas Riau Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Bahasa Indonesia (2009), dan Pascasarjana
S2 di Universitas Negeri Padang Prodi Bahasa Indonesia (2011).
Wanita
yang berprofesi sebagai seorang guru Bahasa Indonesia ini berdomisili di Kota
Baru Kec. Reteh, ia diangkat menjadi CPNS tahun 2010 dan sudah berpangkat
Penata Tingkat I/III D TMT 01 Oktober 2019. Insyaallah tahun ini ia akan melanjutkan studi
pendidikannya S3 di Universitas Negeri Padang. Pendidikan yang akan ia ambil tetap
linear konsentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia. Mohon doanya
teman-teman dipermudah segala urusan tersebut harapnya.
Wanita yang aktif di kepramukaan ini juga sebagai Pembina
satuan putri di gudep 11.01911.020 SMPN 3 Keritang dan sering mendampingi
siswanya di bidang tersebut. Keaktifan dan kemampuannya dalam membangun potensi
dan kompetensinya menghantarkannya sebagai juara III guru berprestasi tingkat
SMP Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2015. Sehari-hari wanita yang juga sebagai penulis
ini bertugas di SMPN 3 Keritang mengampu bidang studi Bahasa Indonesia.
Keaktifan dan berbagai kegiatan yang ia lakukan sangat didukung penuh oleh
suami dan anak-anaknya. Suami yang bernama Rusliadi dan dua orang bidadarinya
bernama Aliya Rizsa dan Arumi Kamila,
keluarga kecil yang menjadi motivator utama dalam setiap kegiatan yang ia
lakukan.
Rabiah juga meraih Penghargaan Pancawarsa I
di bidang kepramukaan tahun 2016 dari 45 orang pengurus dan Pembina Pramuka yang menerima Penghargaan langsung diberikan oleh Kwartir Cabang Kabupaten Indragiri Hilir pada Puncak peringatan Hari Pramuka ke-55 di Kabupaten Indragiri Hilir. Pramuka baginya bukan hanya
sekadar kegiatan tapi sudah menjadi sebuah kebutuhan yang membentuk pribadinya.
Pembelajaran sistem Paikem pun ia laksanakan, mengembangkan profesi diri secara
mandiri. Di sekolah memiliki Tim Pramuka dengan nama Regu Melati sudah
melanglang buana di tanah Melayu (Riau).
salah satunya adalah Rabiah, M.Pd Pembina satuan putri dari SMP Negeri 3
Keritang yang mendapat penghargaan. Dengan adanya penghargaan tersebut bisa
menjadi motivasi untuk lebih meningkatkan ketekunan, kesungguhan, ketertiban
dalam menunaikan tugas dan tanggungjawab dalam memajukan pramuka. Lencana
Pancawarsa ini adalah tanda penghargaan untuk Pembina yang menandai kesetiaan,
kepatuhan, kerajinan, ketekunan dan kesungguhan dan ketertiban dalam menunaikan
tanggung jawabnya sebagai Pembina.
Karya perdana yang pernah ia torehkan dalam dunia
kepenulisan dalam kegiatan satu guru satu buku (sagusabu) adalah kumpulan puisi
yang ia beri judul “Pelangi Tanpa Warna”. Kumpulan puisi yang mengisahkan
pengalaman pribadi yang dibumbui imajinasi yang melambung tinggi ke langit. Buku yang kata pengantar langsung dari Wakil
Bupati Indragiri Hilir, H. Rosman Malomo, SH, MH. Baginya suatu kehormatan saat buku perdananya
bisa mengambil bagian dalam acara Gebyar Literasi Media Guru dengan hadirnya Wakil Bupati Indragiri Hilir memberikan
motivasi bagi guru-guru se-Indonesia khususnya Rabiah yang berasal dari
Indragiri Hilir. Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung A Kemendikbud RI Jakarta
yang diprakarsai oleh Media Guru Indonesia bekerjasama dengan Direktorat
Jenderal Guru dan tenaga Kependidikan RI. Kegiataan ini dihadiri Direktur Dikdas Kemendikbud RI bu
Popi, pimpinan Media Guru Mohammad Ihsan dan Pimpinan Redaksi Mediaguru Eko
Prasetyo serta 240 Guru se- Indonesia.
Sumber Poto Narasumber : Karya Perdana
Sumber Poto Narasumber : Karya Penulis
Sumber Poto Narasumber :
Launching Buku yang dihadiri oleh Wabup Indragiri Hilir 2017 di Jakarta
Penulis juga pernah mengikuti Pelatihan
Membaca Menulis dan Apresiasi Sastra (MMAS) 2011 di Bogor menghasilkan karya
puisi dan tulisan opini yang diterbitkan di media massa. Hobi menulisnya membuat ia aktif menulis di
surat kabar, baik itu opini, puisi, maupun artikel. Ia pernah juga menulis
Penelitian Tindakan Kelas yang diajukan untuk mengikuti seleksi Guru
Berprestasi Tingkat Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2015 dan berhasil memperoleh
juara 3.
Keaktifannya
dalam dunia kepenulisan diawali saat mengikuti kegiatan satu guru satu buku
(sagusabu). Dengan tekad yang kuat ia mengikuti kegiatan tersebut dengan
berangkat ke Jakarta dalam pelatihan “Kelas Menulis”.Semangatnya dalam gerakan
literasi dimulainya dari pelatihan tersebut. Ia pun mengajak rekan-rekan guru
untuk bisa terlibat dalam setiap kegiatan menulis, namun memang tidaklah mudah
bisa mengajak kawan karena sebagian merasa berat untuk berangkat dengan biaya
sendiri.
Semangatnya
yang kuat dalam dunia tulis menulis akhirnya ia berhasil mengajak rekan guru di kabupaten lain tepatnya
Kabupaten Pelalawan untuk bisa ikut dalam kelas menulis yang dilaksanakan di
Jakarta tanggal 21-22 Januari 2017. Kehadiran mereka berlima hanya satu tujuan “bisa
menulis”. Meskipun harus mengeluarkan biaya mandiri tetapi tidak mengurungkan
niat mereka untuk tetap semangat berangkat dan mengikuti kegiatan tersebut. Pasca
kegiatan tersebut ia mendapatkan undangan Mediaguru Writing Camp (MWC) Satu
Guru Satu Buku (Sagusabu) di P4TK PKn dan IPS tanggal 24 s.d 26 Februari 2017. Serta ia pun mendapatkan undangan pelatihan menulis buku dari Kemdikbud di Solo.
Pada Peluncuran Satu Guru Satu Buku yang bersampena dengan peringatan
Hardiknas Tahun 2017 menampilkan 240 buku dan untuk Provinsi Riau diwakili oleh
6 orang. Rabiah adalah salah satu di antaranya. Kegiatan
peluncuran Buku pada Gebyar Literasi Mediaguru ini ditujukan bagi
tenaga pendidik dan akan ditutup dengan Car Free Day pada hari Ahad
21 Mei 2017.
Saat ditanya apa yang ingin beliau sampaikan kepada rekan-rekan
guru dalam kegiatan menulis. Ia mengharapkan
setiap tenaga Pendidik di Indonesia khususnya di Kabupaten Indragiri Hilir bisa
mengikuti jejaknya dalam menulis buku. “Kegiatan yang sangat bermanfaat bagi
guru, karena buku ini bisa dijadikan referensi bagi sekolah-sekolah. Bermula dari sinilah tumbuih suburnya literasi di Kabupaten Indragiri
Hilir tumbuh dan berkembang. Sampai saat ini sudah ratusan guru yang berhasil
menulis buku di bawah organisasi Profesi Ikatan
Guru Indonesia (IGI), yang tiap hari tumbuh dan berkembang seiring sudah
berkembangnya literasi guru-guru di Kabupaten Hamparan kelapa.
Penghargaan pun ia dapatkan daria Pemerintah Daerah Kab. Indragiri Hilir
dengan anugerah Penghargaan “Lencana Sri Gemilang Award” yang sempena dengan Syukuran
Milad Kabupaten Indragiri Hilir yang Ke-52 oleh Bupati Indragiri
Hilir. Dalam rangka syukuran milad kabupaten Indragiri Hilir ke-52 tahun 2017,
Bupati Indragiri Hilir, H. M. Wardan mengadakan kegiatan malam resepsi dan buka
puasa bersama masyarakat di kediaman dinas Bupati Indragiri Hilir, Rabu 14 Juni
2017.
Penyerahan penghargaan anugerah Lencana Sri Gemilang Award tahun 2017
langsung dipimpin oleh Bupati Indragiri Hilir, H.M Wardan. Lencana tersebut
diberikan kepada mereka yang dianggap berperan penting dalam bidangnya dan
berhasil mengispirasi orang lain melalui apa yang dilakukannya di masyarakat
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Khusus Rabiah, medapatkan penghargaan di
bidang pendidikan. Lencana Sri Gemilang memang dikhususkan bagi masyarakat yang
dianggap memiliki kontribusi yang besar terhadap pelaksaan pembangunan baik
fisik maupun nonfisik dan dedikasi yang tinggi terhadap daerah Kabupeten
Indragiri Hilir.
Wanita berzodiak sagitarius ini sampai saat ini masih aktif dalam
menulis. Hobinya menulis menulis pun ia kembangkan juga pada organisasi profesi
tempatnya bernaung yaitu IGI Kab. Indragiri hilir yang ia juga menjadi pengurus
di orprof tersbut. Saat IGI melaksanakan kegiatan menulis perdana untuk Riau di
bulan April 2017 ia pun terlibat dan aktif memompa semangat teman-teman untuk
bisa berkarya. Pada kegiatan satu guru satu buku (sagusaku) ia berhasil
menuliskan buku yang berjudul “Pramuka itu Asyik, Gembira dan Menyenangkan”.
Buku yang ia hasilkan pun launcing di
Jakarta Convention Center (JCC) pada
tanggal 27 September 2017. Ini Menjadi buku kedua Rabiah yang ditulis pada
tahun itu. Buku ini diberikan kata pengantar oleh Bupati Indragiri Hilir
sebagai Majelis Pembimbing Cabang Kabupaten Indragiri Hilir.
Sumber Poto : Narasumber
Sumber Poto : Narasumber
Sumber Poto : Narasumber
Sumber Poto : Narasumber
Berikut beberapa karya yang pernah ia tuliskan baik berupa artikel,
opini dan tulisan lainnya yang pernah dimuat di Koran dan Majalah. Di antaranya
adalah ;
- Berani Belajar untuk Guru Pembelajar di muat di Koran Posmetro kabupaten Indragiri Hilir
- Membangun Budaya Literasi di Sekolah di muat di Koran Posmetro kabupaten Indragiri Hilir
- Tobatnya Pecandu Narkoba tulisan singkat di Majalah Hidayah
- Karta Tulis Ilmiah dengan Judul Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi Indah Melalui Teknik Pemodelan di SMP Negeri 3 Keritang Kabupaten Indragiri Hilir. KTI ini lah yang mengantar ia menjadi pemennag Guru Prestasi nomor 3 Tingkat Kabupaten Indragiri Hilir
- Antologi Gurusiana Media Guru dengan tema Literasi 2017 diterbitkan dalam rangka hari guru Nasional 2017.
Semangat ibu dua anak ini tidak terlepas dari semangatnya yang terus memperbaiki dan meningkatkan kompetensinya dalam bidang kepenulisan dan tanggungjawabnya sebagai seorang guru dan penggiat literasi.
Berikut wawancara saya saat bertemu beliau di rumahnya yang saat itu masih sibuk namun ia sempatkan untuk menyambut saya disela-sela kesibukannya.
Apa motivasi Ibu dengan menulis di dunia kepenulisan
Saya ingin memberikan waktu dan sisa usia yang Ia berikan sebagai hal yang bermanfaat bagi kehidupan saya dan orang-orang di sekitar saya khususnya rekan-rekan guru. Menulis akan menghadirkan dan mengenalkan siapa kita sekalipun jasad sudah terkubur tetapi karya tetap ada dan tercatat dalam sejarah kehidupan kita.
Pertama kali Ibu mengikuti kegiatan menulis menggunakan biaya mandiri yang cukup besar. Mengapa Ibu mau dan semangat
Pemerintah sudah memberikan yang terbaik bagi setiap guru dengan anggaran yang melekat pada sertifikasi yang dinikmati oleh guru. Dana itu ada persentasinya dalam peningkatan kompetensi sebagai seorang guru. Nah apa yang saya lakukan mengikuti juknis dan menerapkan pada diri saya. Lagi pula ini manfaat bagi saya sebagai seorang guru untuk meningkatkan dan menggalo kemampuan saya sesungguhnya. Semangat itu karena saya menyadari banyaknya kekurangan sebagai seorang guru. Dengan cara inilah salah satu bagian dalam peningkatan kualitas diri sebagai seorang pendidik
Karya perdana Ibu "Pelangi Tanpa Warna" merupakan karya yang dihasilkan saat mengikuti kegiatan menulis. Apakah susah menulis untuk menghasilkan karya tersebut.
Karya perdana inilah awal mulanya saya menulis dan semangat itu terus berkobar. Menulis butuh proses yang harus diiringi niat, komitmen yang tinggi, dan terus menulis jangan hanya ada di pikiran tetapi tidak dituliskan maka tidak akan pernah karya itu dihasilkan. Kalau susah pasti ada tetapi tidak sesulit yang dibanyangkan jika keinginan dan komitmen itu kita hadirkan terus dan teruslah menulis.
Apa yang Ibu rasakan ketika geliat literasi tumbuh subur di Bumi Sri Gemilang
Bahagia pasti. Sedikit banyak ada andil saya di dalamnya sebagai pelopor dalam menggerakkan literasi di Kab. Indragiri Hilir. Bahkan Indragiri Hilir melalui IGI Kab. Inhil mampu menjadi dua daerah yang terbanyak sudah menerbitkan buku. Pertama Wonogiri Jawa Tengah dan kedua Kab. Indragiri Hilir. Tumbuhnya geliat literasi ini karena adanya kesadaran guru bahwa menulis itu bukanlah kewajiban tetapi sebenarnya adalah kebutuhan dari setiap guru.
Bagaimana literasi Inhil dengan daerah lainnya khususnya terkait sumber penggeraknya
Inhil patut berbangga dengan guru-guru kita yang hari ini sudah tumbuh subur karena kesadarannya dalam mengmabil perannya untuk menggerakkan literasi di Kab. Inhil. Bahkan penggerak Kab. Inhil guru-guru kita sudah menjadi pengurus pusat, pengelola pusat untuk kegiatan nasional dan bahkan pelatih nasional. Ini salah satu kebanggaan kita bahwa guru-guru Inhil memiliki kompetensi dan kualitas yang tidak kalah dengan guru-guru yang ada di Pulau Jawa atau lainnya.
Apa harapan Ibu terkait literasi kepada pemerintah daerah khususnya Kab. Indragiri Hilir
Kemajuan daerah tidak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan. Salah satunya adalah sumber daya manusianya. SDM hanya bisa didapatkan ketika masyarakatnya juga literat untuk itu peran pemerintah sangat besar dalam membuat masyarakat literat untuk percepatan tercapainya visi misi Kabupaten. Harapan saya upaya pemerintah untuk mengakomodir guru-guru ataupun siswa yang sudah berkarya khususnya sudah menerbitkan buku bagaimana hasil-hasil karya ini bisa dijadikan sebagai aset daerah dengan cara menjadikan karya guru dan siswa menjadi komsumsi sekolah dan tempat-tempat perpustakaan umum daerah serta memfasilitasi untuk mengumpulkan dan mempertemukan semua guru-guru yang sudah berkarya ini dalam satu wadah pertemuan terencana agar target yang ingin dicapai bisa terwujud.
Sumber Poto :
Penyerahan simbolis karya narasumber kepada Wabup Inhil (2017)
Sumber Poto :
Penyerahan simbolis karya narasumber kepada Wabup Inhil (2017)
Sumber Poto : Narasumber
Sumber Poto Narasumber : SAGUSAKU IGI tahun 2017 di Jakarta
Sumber Poto Narasumber : SAGUSAKU IGI tahun 2017 di Jakarta
Sumber Poto Narasumber : SAGUSAKU IGI tahun 2017 di Jakarta
Sumber Poto Narasumber :
Penulis dengan Guru dan Siswa SMPN 1 Tembilahan Hulu
Sumber Poto Narasumber : Launchin karya
Komentar
Masya Allah
Barakallah fii ilmi
Wanita luar biasa