Sumber gambar : Internet
MATERI I : MENULIS
IDE CERITA
Menulis cerita anak ada hal-hal yang harus diperhatikan
dalam penulisannya. Untuk itu “Group Cerita Anak Riau” terbentuk tidak hanya
untuk mengikuti lomba tapi group ini terbentuk untuk membantu guru-guru dalam
menulis cerita anak yang tujuannya mampu memberikan pesan-pesan moral yang baik
dan mengedukasi untuk anak-anak sesuai dengan usianya.
Tujuan dari diskusi yang dilakukan secara online ini
pun diharapkan banyaknya hadir penulis-penulis yang memiliki kepedulian yang
besar terhadap bahan bacaan cerita anak, agar nantinya buku-buku yang beredar
di masyarakat benar-benar dari penulis seorang guru yang banyak bersentuhan
dengan peserta didik. Tentunya seorang penulis yang berasal dari guru akan
memperhatikan banyak hal terhadap bahan bacaan yang akan dibaca peserta didik.
Tidak hanya pada karya saja yang dihasilkan tetapi juga dari usia pembaca,
nilai-nilai moral yang terkandung dan tentunya juga harus mengedukasi setiap
pembaca yang orintasinya adalah anak.
Baik sahabat, materi “Menulis Ide Cerita” dari
pemateri “Hendri Burhan” seorang
penulis, illustrator, dan guru SMPN 2 Bangkinang Kab. Kampar Prov. Riau adalah
seorang penulis yang produktif dalam berkarya.
Berikut materi yang disajikan :
Pernah Anda mencoba membuat cerita anak? Entah, itu
cerpen maupun dongeng. Menulis cerita anak itu menyenangkan lho. Tapi kadang
kenapa teman-teman penulis sering mengeluhkannya ya?
Apalagi yang belum pernah membuat dan belum mencoba
menulis cerita anak. Padahal menulis cerita anak itu simpel dan mudah lho.
Tidak seperti cerita dewasa; cerpen sastra maupun cerpen umum lainnya terlalu
berbeli-belit dalam alur (plot) maupun penokohannya. Namun untuk cerita anak?
Tidak!
Mau coba dan tahu cara simpel membuat cerita anak?
- TEMUKAN IDE
- BUATLAH KERANGKA CERITA
Susunlah kerangka
cerita yang akan kamu tulis. Catat siapa saja tokoh dan karakternya, bagaimana
alurnya, kapan setting ceritanya, dan seperti apa ending-nya. Ingat, pilihlah
tokoh, karakter, setting, alur, dan ending yang unik agar melekat erat di
ingatan anak.
- PEMILIHAN KATA DAN BAHASA
Gunakan bahasa yang
sederhana, mudah dipahami, menarik, memancing daya imajinasi, kreatif, dan
membuat anak berpikir kritis terhadap isi cerita. Jangan memakai kata-kata
bersayap atau ambigu yang justru membuat anak bingung. Cobalah masuk ke dalam
dunia anak, selami cara mereka berbicara, berpikir, tak lupa perbanyak membaca
buku anak, sehingga kamu lebih peka serta bisa memilih kata yang dipahami
pembaca cilik.
- MEMBUAT OPENING YANG MENARIK
- ENDING YANG MENARIK
- SISIPKAN PESAN MORAL
****
PERTANYAAN DAN JAWABAN :
Bagaimana pak opening yang
menarik untuk awal kalimat terkait setting an tempat.
Opening atau pembukaan dalam cerita bertujuan untuk
menarik rasa ingin tahu pembaca pada karangan.
Kita bisa memulai dengan kejadian yang menjadi konflik cerita, misalnya:
Tidak seperti biasanya, Ella pulang tidak mengucapkan
salam pada Bunda. Ia masuk dengan muka cemberut dan melempar tas sekolahnya
sembarangan, langsung masuk ke kamar dan membanting pintu. Brak!
Bagaimana cara mengembangkan komplik yang
menarik?
Konflik yang menarik bisa dikembangkan dengan
melibatkan
tokoh lain
dialog yang bernas
suasana yang mendukung
Contoh melibatkan tokoh lain:
Mama mengetuk
pintu kamar Ella dan memanggilnya, "Ella, buka pintunya, Sayang."
Tak ada
jawaban.
"Ella,
buka pintunya," Mama memanggil lagi.
Hening.
Papa yang baru
datang bertanya, "Kenapa, Ma?"
Mama menjawab
resah, "Nggak tau, Pa. Papa yang manggil, ya."
Papa mengangguk
dan mengetuk pintu kamar putrinya, "Ella..."
Contoh di atas sudah ada dialog-dialog yang
mendukung konflik semakin menarik. Untuk suasana yang mendukung, saya
contohkan:
Kelas ribut
sekali. Semua sibuk entah apa tujuannya. Kiki berkejaran dengan Indah, Iwan
bernyanyi keras-keras, geng-nya Ami asik bercerita di belakang. Semuanya
membuat Ella kesal. Mana sih, Bu Guru belum datang? Mana panas lagi. Ella
mengipas-ngipas badannya dengan buku.
Sebaiknya di akhir cerita dan satu pesan moral saja,
terlalu banyak akan terasa berat bagi anak secara psikologis.
Contoh:
Akhirnya Ella
dan Kiki bersahabat kembali. Mereka sadar tidak ada gunanya bermusuhan, kita
sendiri yang akan rugi.
Cara mudah menemukan Ide?
Sebagai guru, kita sangat dekat dengan dunia anak.
Kita bisa mengamati anak-anak lebih jeli lagi, apa
persoalan mereka yang pernah dialami. Sebagai ibu di rumah, tentu punya anak
dengan berbagai problemanya. Semua itu bisa jadi bahan cerita yang menarik,
sesuai dengan tema yang diinginkan.
Dalam
cerita anak apakah tokohnya yang bercerita? Misalnya aku adalah Ani. Atau Ani
seorang anak yang pintar, ia...dst.
Oh, ini masalah sudut pandang. Tidak masalah mau
memakai tokoh "aku" atau tidak. Yang penting menulislah dengan
kalimat sederhana, simpel, dan mudah dimenegrti anak.
Dalam membuat cerita anak, apa ada
batasan-batasan kalimat yang digunakan. Jumlah kata, misalnya
Benar Bu, berikan batasan, ingat anak yg akan membaca
masih SD.
Misalnya :
Kalimat normal:
Sudah beberapa
hari ini Ibu Laila tidak mengajar di kelas kami. Apa kabarnya ibu tersebut? Ada
yang mengatakan beliau sakit, rasanya tak mungkin, Bu Laila tak pernah sakit
sebelumnya.
Kalimat untuk anak:
Sudah tiga hari
Bu Laila tidak masuk kelas. Kenapa, ya? Kabarnya beliau sakit, tapi mana
mungkin? Ibu itu selalu sehat.
Halaman
untuk cernak. Apakah sama dengan buku lainnya, sekitar 50 s.d. 100 halaman juga
Tidak perlu panjang, karena anak tak sanggup membaca
nanti, sesuaikan usia mereka. Cukup tulis sampai 10 halaman saja maksimal, itu
pun dengan ukuran font dan spasi yang khusus pula
Apakah cerita anak boleh kita ambil tokohnya
dari dunia binatang?
Cerita binatang larinya sudah ke fabel (dongeng
tentang binatang).
Boleh, tidak masalah.
Hanya dalam lomba yg akan kita ikuti ini, harus “CERITA
ANAK SEKARANG” bukan dongeng, cerita rakyat, atau fabel.
Bu. Apakah tema Perundungan bisa diangkat
menjadi cerita anak?
Perundungannya kalau hanya kelas ringan dan terjadi
di lingkungan sekolah, tidak apa-apa. Namun harus berhati-hati memilih
kata-kata. Jangan sampai ada kata-kata kasar
Misalnya ;
Dasar kau
bodoh! Anak gembel!
Hei, nggak bisa
mulutmu itu diam? Rese amat!
Jadi Ibu mau
bercerai? Ayah selingkuh?
Apa saja unsur cerita yg biasa dominan dlm cerita anak? Misal,
tokoh? Alur? Kekuatan cerita dst
Semua yang disebutkan itu penting dan dominan. Namun
coba ingat-ingat cerita anak apa yg pernah dibaca? Apa yg paling kita ingat
dari cerita itu? Saya sampai sekarang tak pernah lupa tokoh Georgina, perempuan
tomboi di cerita Lima Sekawan, dia tak mau pakai baju perempuan, dan harus
dipanggil George.
Artinya, dari semua yg penting itu, tetapkan satu hal
(bisa tokoh atau jalan cerita) yang tak terlupakan oleh pembaca.
Apakah bisa menggunakan alur mundur pak?
Alur dalam cerita anak sebaiknya alur maju saja. Secara
kronologis saja, biar mereka tidak bingung. Simpel, sederhana, dan menarik.
10 halaman tu, kira-kira berapa jumlah
katanya?
Jangan terperangkap dengan jumlah kata ya bapak ibu,
ini adalah ladang imajinasi kita, menulis saja dulu, menulis dan terus
menulis... fokus ke topik, alur, tokoh, konflik, pesan, dan pemilihan kata.
Biar words yang menghitung sendiri.
Kesimpulan :
- Ide cerita diambil dari sekitar anak seperti dalam keluarga, sekolah atau lingkungan.
- Pilihlah kata dan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami anak. Kalimat jangan terlalu panjang.
- Opening yang menarik sehingga pembaca tertarik membaca cerita secara keseluruhan.
- Ending yang menarik yaitu akhir cerita yang bahagia.
- Ada pesan moral dalam cerita tersebut yang akan tinggal dalam ingatan mereka.
Sumber Tulisan :
Narasumber : Hendri Burhan
Komentar